- Back to Home »
- Embun »
- Refleksi Ramadan #6
Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id
Sabtu, 11 Mei 2019
[Sumber: abiummi.com] |
Salat yang memiliki ritual berbeda dari salat-salat yang lain. Sebelum melakukan salat wajib jumat 2 rakaan, diawali dengan khutbah. Khutbah ini sendiri berbeda dengan ceramah, karena ada sarat-sarat yang wajib diadakan agar khutbah tersebut menjadi sah, salah satunya adalah mengajak bertakwa.
Perihal ajaka
bertakwa ini, menarik sekali dibahas karena selama ini yang jamak kita temui
adalah mengajak bertakwa dengan pendekatan menguatkan ibadah mahdoh. Namun ketika
ditilik dari pemaknaan takwa sendiri, sebenarnya pengejawentahan makna takwa
menjadi sangat amat luas.
Bahkan perihal menjelaskan jual beli dan bercocok
tanam adalah bagian dari takwa. Namun pernahkan kita mendengar pengejawentahan
takwa dengan jalan bercocok tanam saat khutbah? Mungkin ada tapi sangat jarang.
Beberapa tahun
lalu, aku diberi penjelasan dari seorang senior tentang ini, beliau menyebutkan
“harusnya para khitib-khotib itu mejelaskan juga tentang kekuatan ekonomi dalam
khutbahnya”. Saat itu aku hanya mantuk-mantuk dan menganggap itu hal menarik,
an sich. Tetapi memori itu kembali aku undang persis seminggu yang lalu saat
sowan ke kediaman kiai Dian Nafi’ di solo, kala itu beliau menjelaskan tentang
ketahanan pangan dan pentingnya kiai ikut andil dalam urusan ini.
Beliau juga
sering sekali menyebutkan bahwa partikel dalam khutbah tidak hanya soal
peribadahan saja, karena dimensi takwa itu sangat luas.
Sehingga menarik
sekali ketika kita mau membuka diri lebih luas soal takwa dan partikel-partikel
maknannya.
Kemarin adalah
jumatan pertama di bulan ramadan, isi khutbahnya sekitar keutamaan bulan
ramadan dan kegiatan-kegiatan yang bisa kita lakukan dalam mengisinya, diantaranya yang dianjurkan seperti membaca Alquran, memberi buka orang yang puasa, sampai
memohon maaf atas segala dosa pada Allah. Dan aku kira, tema-tema jumatan yang
akan datang sampai bertemu syawal akan tidak jauh dari ibadah di bulan ramadan.
Memang dorongan
untuk mengurai kembali makna takwa ini masih jarang, tetapi sangat menarik
untuk dilakukan. Meskipun terdengar seolah-olah tidak ada bau-bau agamanya sama
sekali misal membersihkan pekaranan rumah dan tidak menumpuk sampah plastik,
atau juga tentang liburan dan memberikan kesempatan pada hati untuk istirahat
apalagi selama bulan puasa ini. Pasti hal itu menarik untuk disimak.
Sekali lagi,
partikel takwa itu luas sekali, tidak hanya seputar ibadah mahdoh saja, tetapi
semua kehidupan kita ini bisa menjadi implementasi dari takwa itu, akhirnya
kita jadi tidak mudah mengatakan "Si ini relijius sekali, sangat islami
kehidupannya tapi si itu biasa saja”. Karena kita tidak bisa melihat kualitas
takwa dari kondisi luar yang kita lihat.
Demikian
***
Karena tulisan adalah
refleksi dari hari kemarin, ya soal jumatan ini lah yang paling menarik dari
hari kemarin, apa yang menarik dari hari ini? Kita tunggu kisah-kisah
selanjutnya.
Semoga puasanya
lancar, salam.