Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id Sabtu, 11 Mei 2019

[Sumber: abiummi.com]
Kalau ada pertanyaan, apa yang membuat hari jumat lebih spesial dari hari-hari yang lain? Buatku Jawabannya adalah karena hari jumat ada salat jumatnya.

Salat yang memiliki ritual berbeda dari salat-salat yang lain. Sebelum melakukan salat wajib jumat 2 rakaan, diawali dengan khutbah. Khutbah ini sendiri berbeda dengan ceramah, karena ada sarat-sarat yang wajib diadakan agar khutbah tersebut menjadi sah, salah satunya adalah mengajak bertakwa.

Perihal ajaka bertakwa ini, menarik sekali dibahas karena selama ini yang jamak kita temui adalah mengajak bertakwa dengan pendekatan menguatkan ibadah mahdoh. Namun ketika ditilik dari pemaknaan takwa sendiri, sebenarnya pengejawentahan makna takwa menjadi sangat amat luas. 

Bahkan perihal menjelaskan jual beli dan bercocok tanam adalah bagian dari takwa. Namun pernahkan kita mendengar pengejawentahan takwa dengan jalan bercocok tanam saat khutbah? Mungkin ada tapi sangat jarang.

Beberapa tahun lalu, aku diberi penjelasan dari seorang senior tentang ini, beliau menyebutkan “harusnya para khitib-khotib itu mejelaskan juga tentang kekuatan ekonomi dalam khutbahnya”. Saat itu aku hanya mantuk-mantuk dan menganggap itu hal menarik, an sich. Tetapi memori itu kembali aku undang persis seminggu yang lalu saat sowan ke kediaman kiai Dian Nafi’ di solo, kala itu beliau menjelaskan tentang ketahanan pangan dan pentingnya kiai ikut andil dalam urusan ini.

Beliau juga sering sekali menyebutkan bahwa partikel dalam khutbah tidak hanya soal peribadahan saja, karena dimensi takwa itu sangat luas.

Sehingga menarik sekali ketika kita mau membuka diri lebih luas soal takwa dan partikel-partikel maknannya.

Kemarin adalah jumatan pertama di bulan ramadan, isi khutbahnya sekitar keutamaan bulan ramadan dan kegiatan-kegiatan yang bisa kita lakukan dalam mengisinya, diantaranya yang dianjurkan seperti membaca Alquran, memberi buka orang yang puasa, sampai memohon maaf atas segala dosa pada Allah. Dan aku kira, tema-tema jumatan yang akan datang sampai bertemu syawal akan tidak jauh dari ibadah di bulan ramadan.

Memang dorongan untuk mengurai kembali makna takwa ini masih jarang, tetapi sangat menarik untuk dilakukan. Meskipun terdengar seolah-olah tidak ada bau-bau agamanya sama sekali misal membersihkan pekaranan rumah dan tidak menumpuk sampah plastik, atau juga tentang liburan dan memberikan kesempatan pada hati untuk istirahat apalagi selama bulan puasa ini. Pasti hal itu menarik untuk disimak.

Sekali lagi, partikel takwa itu luas sekali, tidak hanya seputar ibadah mahdoh saja, tetapi semua kehidupan kita ini bisa menjadi implementasi dari takwa itu, akhirnya kita jadi tidak mudah mengatakan "Si ini relijius sekali, sangat islami kehidupannya tapi si itu biasa saja”. Karena kita tidak bisa melihat kualitas takwa dari kondisi luar yang kita lihat.
Demikian

***

Karena tulisan adalah refleksi dari hari kemarin, ya soal jumatan ini lah yang paling menarik dari hari kemarin, apa yang menarik dari hari ini? Kita tunggu kisah-kisah selanjutnya.
Semoga puasanya lancar, salam.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Tengok Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Top Stories

About

- Copyright © Tigabelas! -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -