- Back to Home »
- Embun »
- Refleksi Ramadan #24
Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id
Rabu, 29 Mei 2019
[IG: @gantengpolnotok] |
Ini bisa dideteksi dari peserta buka puasa yang memang tidak hanya terdiri dari orang yang membutuhkan buka saja, tetapi mereka yang sedang libur puasa bahkan sampai orang yang tidak berpuasa juga hadir dalam berbagai kesempatan buka bersama.
Sehingga kalau
mau lebih disesuaikan antara istilah dan isi kegiatan, sebenarnya buka bisa
dinamai “momen kumpul berbayar”. Tetap bertahan dengan nama buka karena
dilakukan saat bulan ramadan dan memulai makan saat adzan magrib sudah
berkumandang.
Hal ini tentu
menjadi menarik karena momen buka puasa bisa membongkar batas-batas penyekat antara
dua kelompok masyarakat yang selama ini jarang berinteraksi.
Mereka yang
selama ini hidup dalam kungkungan asumsi menjadi punya kesempatan bertemu
bahkan mungkin sampai bercakap-cakap. Untuk teman-teman yang tidak melakukan
puasa juga akhirnya mengerti bagaimana orang yang berpuasa menyelesaikan
ibadahnya.
Tentu buka pausa
bersama yang saya maksud di sini adalah buka puasa yang dilakukan sekelompok
masyarakat di tempat makan atau di kediaman tokoh publik semisal pemerintah
kota, bukan buka yang diadakan masjid atau majelis pengajian yang memang
pesertanya adalah semua orang yang membutuhkan buka.
Gejolak tradisi
buka puasa ini entah kenapa memang selalu menjadi perbincangan dalam setiap
ramadan. Sudah sempat aku ceritakan di refleksi sebelumnya, bahwa aku pun
sampai menemui ada orang yang sudah merencanakan momentum buka puasa saat
sebelum bulan ramadan itu datang. Ini kan menandakan bahwa semangat untuk
berkumpul masyarakat kita ini sangat besar. Entah hal ini karena puasanya atau
karena momen makannya yang membuat berkumpul saat waktu berbuka ini masif
dilakukan oleh berbagai kalangan.
Malahan, misal
suatu kelompok masyarakat belum melakukan buka bersama, rasa-rasanya kurang
lengkap saja rangkaian fersival ramadan ini.
Sehingga ketika
ditilik dari semangat yang sangat membara serta komposisi peserta yang
heterogen ini, akan ada banyak sekali potensi positif yang bisa disemai dari
serangkaian buka yang semarak ini.
Ya seperti yang
aku sebutkan di muka, momen buka puasa ini malahan kadang bisa mempertemukan
dan menyatukan dua orang yang selama ini hidup dalam kunkungan asumsi. Sehingga
semangat untuk memulai dialog dan bermuara pada toleransi dan memahami harusnya
bisa benar-benar tumbuh dari momen yang baik ini.
Selama apa yang
dilakukan dan dibicarakan baik, saya kira berkumpul seperti ini tetap baik.
Sehingga harapanya
bahwa momen ramadan yang penuh buka bersama ini bisa menjadi sebuah pintu gerbang
untuk kita semua mau membuka ruang dialog yang luas, terutama pada hal-hal yang
selama ini dipisahkan benteng prasangka.
Meskipun kadang-kadang
kita juga perlu menyisipkan bumbu individualis di antara begitu semangatnya
kita berkumpul. Agar kita tetap bisa seimbang menjadi manusia.
Selamat berpuasa
dengan bahagia. Salam :)