Archive for Desember 2021

Maaf dari Langit



Saya menonton video konser element dalam dua dimensi waktu yang berbeda, pertama dilaksanakan saat medio 2019 sementara yang lain dilakukan saat tahun 2006. Saya sengaja memilih lagu yang sama agar bisa cukup mudah membedakan apa yang terjadi selama pertujukan berlangsung. 

Pemandangan pertama yang sangat jelas terlihat adalah gairah penonton. Bagaimana dari kedua konser tersebut sangat kontras gerak gerik penonton saat menikmati konser, dan yang kedua adalah adanya hape dalam pegangan penonton. 

Pada tahun 2006, histeria penonton sangat luar biasa, penonton bak kesurupan oleh sajian "Maaf dari Surga" milik element, ada dua diantara mereka yang naik pagar pembatas area penonton dan pangung sembari memutar-mutar kaos layaknya kun aguero saat mencetak gol penentu Man City Juara EPL. sementara kerumunan orang dibelakangnya mengangkat tangan kegirangan seperti ujur rumput padang safana tersapu angin. 

Sementara untuk koser tahun 2019, hanya sedikit penonton yang bergoyang, sehingga kala kamera paling belakang yang shoot gambar, terlihat penonton hening seperti sedang berdoa. Hanya beberapa diantara mereka yang bergoyang, itu pun kecil-kecil saja,  hanya mengoyangkan pinggul bak seorang culun yang baru masuk klub musik. Selain itu, yang cukup jelas terlihat adalah mayoritas di antara mereka menyalakan aplikasi perekam di gadget masing-masing seolah terdorong hasrat "ayo rekam, ini momen tidak akan ada di media mana pun".

Kita mungkin bisa maklum bahwa pada tahun 2019, hype element tentu sudah redup, mereka adalah band 90an dan tentu anak-anak jaman sekarang tidak begitu familier dengan mereka. Mereka adalah band besar bada masanya, tetapi gagal mendesar hiruk pikuk band saat ini, tidak seperti Gigi, Dewa, atau Sheila on 7 yang sampai saat ini masih tetap eksis dan mampu bersaing dengan band-band baru. Buktinya jelas, mereka jarang diundang dahsyat atau inbox. 

Mula-mula saya kira itu jawabannya, tetapi mau tidak mau saya munculkan jawaban lain untuk situasi kenapa konser 2019 terlihat sangat membosankan, dan itu adalah HP.

Oke, saya bukan orang yang gemar menyalahkan HP, saya lebih sepakat dengan argumen bahwa bukan HP yang salah tetapi orang yang membawanya. Jadi persoalan bukan pada HPnya tetapi pada kegagalan manusianya dalam mengelola intensitas dengan HP.

Tapi, mau gak mau kita memang perlu mengakui bahwa HP memberikan sebuah candu yang saya kira sulit untuk kita kendalikan, terutama candu untuk bisa hadir utuh sadar penuh pada sebuah keadaan. Buat saya, masalah pertama dari HP yang kadang gagal kita kelola bukanlah soal terlalu merampas waktu kita dan membuat kita tidak begitu aware pada lingkungan terdekat, tetapi HP bisa membuat kita tengelam dalam imaji kotak bergambar sampai-sampai tidak sadar tubuh pemiliknya sedang di mana. 

Tempat di mana diputar sound dengan suara cukup kencang, dengan ketukan drum yang tidak pelan dan pemandu lirik meloncat-loncat tetapi kita tidak ikut meloncat adalah gambaran yang buat saya bisa menjadi potret bahwa persoalan konser hening bukan karena kita tidak kenal band yang main, tetapi kita lebih fokus pada gawai dari pada meninternalisasi musik. 

Pemandangan ini juga sering saya temukan pada pengalaman langsung, bahwa pada konser-konser tahun ini, separuh dari pengunjung memang lebih suka mengabadikan, terutama membuat konten stori, dari pada bergoyang dengan band yang sedang mereka lihat. 

Bahkan ada seorang vokalis yang ketus ngomong pada penontonnya saat sedang memulai pertujukan "letakkan benda itu (HP) di kantong kalian dan ayo bersedang-senang".

Ini bukan urusan benar salah, bukan terus mereka yang fokus pada gandet terus jadi salah dan mereka yang goyang kegirangan jadi benar. Ini adalah soal bagaimana kita bisa hadir penuh sadar  utuh. bahhwa kesadaran itu penting, kita mengetahui dan menyadari bahwa raga ini ada di suatu tempat serta jiwanya juga tidak terbang kesana kemari adalah sebuah sesuatu yang penting, dan lama-lamat untuk bisa hadir penuh sadar utuh menjadi sesuatu yang mahal akhir-akhir ini. 

Waallahu A'lam.
Minggu, 26 Desember 2021
Posted by bakhruthohir.blogspot.co.id
Tag :

Popular Post

Tengok Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Top Stories

About

- Copyright © Tigabelas! -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -