Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id Senin, 06 Mei 2019

[Sumber: vox.com/]

Akhirnya kita bertemu ramadan lagi, suatu nikmat yang sangat luar biasa agung. Ya nikmat dong, lawong bisa merasa lapar saja sebuah kenikmatan, serius, coba saja kalian ndak pernah merasa lapar, duh iku asumsi pada kondisi perut sudah ke mana-mana, raenak.

Sejak H-1 dan H-2 senin 6 mei ini, buanyak sekali jadwal ramadan yang sudah tersebar, bahkan sudah ada undangan tarawih akbar, luarbiyasa, dan tentu saja tanggal 1 ramadan diasumsikan jatuh hari senin ini. Padahal kita tahu semua, bahwa kita di Indonesia memakai 2 metode dalam menentukan awal dan akhir penanggalan hijriyah, hisab dan rukyah.

Setiap selesai salat magrib, kementrian agama mengadakan sidang isbat menentukan awal mula puasa ramadan, ditentukan dari hitungan dan hasil melihat hilal. Sehingga semisal kemarin seluruh Indonesia tertutup awan mendung, bisa jadi hari ini belum puasa meskipun hitungan hisapnya mengatakan sekarang tanggal 1 ramadan. Dan tentu seperti biasanya, hari ini ada yang sudah mulai puasa ada yang belum, meskipun kejadian beda awal ramadan itu jarang, lebih sering beda awal syawal. Kenapa seperti itu, ya itu urusan lain, wkwkwk

Sehingga memang meskipun kita sudah jungkir balik buat jadwal, kalau misal, dilalah puasa baru dimulai besok, ya semalem kan ya gak jadi tarawih, jadwal yang semula dipersiapkan untuk tadi malam dan hari ini ya sekonyong-konyong harus diganti.

Emang buat jadwal itu tugas manusia, realisasinya bukan jobdes kita. Kita mah mung ihtiyar wae, berusaha wae. Misal semalem yang sudah dapat jadwal cerawah tur gak jadi, yo ndak usah gelo, wong misal hari ini belom jadi puasa juga ada yang bungah. Heuheu

***

Belum bener-bener selesai solat tarawih yang pertama, aku melihat di malang ada himpauan aneh dan ada yang bilang cukup rasis. Di salah satu kota di Jatim, ada walikota yang meminta orang non muslim tidak demontratif dalam makan dan minum.

Hee.. tak sampai hati aku pengen tanya agamanya apa si walikota itu. Gak penting juga.

Kemarin pas natal, kaum kristiani dilarang terlalu demontratif dalam merayakan. Sekarang pas puasa, kaum kristiani juga yang dilarang terlalu demontratif. La ini yang ibadah siapa pun, kok kaum kristiani yang dapat peraturan.

Mbok ngatur awake dulu, keluargae dulu, kelompoke dulu.

Diri sendiri belom terurus kok wes ngatur orang lain. Malah buat apa juga si ngatur orang lain? Patut? Perlu?

Harusnya kita sendiri yang tau batas masing-masing, bukan malah membatasi orang lain.

Wes to, meskipun kaum kritiani itu makan dan minum dengan demontratif radikal, kalian gak akan terusik, lawong kanan kiri kalian juga paling banyak orang yang puasa. Wes lah, ndak usah membatasi orang lain.

Semoga puasa ini benar-benar menjadi kawah candradumuka untuk kita bisa semakin memperbaiki diri. Memperbaiki otak, hati dan tindakan.

***

Esensi puasa itu menahan diri, bukan menahan orang lain.

Sampai jumpa di refleksi ramadan selanjutnya, rencanannya pengen istiqomah.
Uhuy.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Tengok Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Top Stories

About

- Copyright © Tigabelas! -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -