- Back to Home »
- Embun »
- Kutemukan Bhinneka tunggal ika di warung kopi
Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id
Minggu, 23 Agustus 2015
Malang, duapuluh tiga agustus 2015
Selamat sore Indonesia, seakan baru memulai hari ini karena
memang baru keluar dari rumah dan kembali menyambangi tempat-tempat orang
berkumpul untuk saling bercengkrama dan tertawa. Sembari menemani teman-teman
yang lagi asyik bermain kartu, penulis mencoba kembali menulis dengan sebuah
tema yang memang akhir-akhir ini seng menjadi refleksi di diri pribadi penulis.
Yap penulis mencoba memaknai istilah bhinneka tunggal ika yang kita
bangga-banggakan.
Bhinneka tunggal ika yang sering kali kita artikan dengan
kata berbeda-beda tetapi tetap satu jua agaknya dapat mewakili keadaan penulis
saat ini, karena kita jangan terjebak pada arti kalau bhinneka disini hanya
dimaknai dengan berbeda suku, ras, budaya dan agama di negeri ini dan kita
mencoba saling memahami. Kita jangan menyempitkan makna istilah itu hanya dari
beberapa persepektif saja.
Penulis saat ini sedang terjebak dalam situasi duduk berlima.
Keempat sahabat sedang asyik memainkan kartu dan dalam permainan itu memang dimainkan
dengan empat orang, sedang penulis sendiri duduk sendiri. Mungkin ada yang
bertanya, kenapa penulis tidak mencoba ikut belajar bermain kartu agar bisa
ikut tertawa dan mengamati permainan -penulis tidak bisa bermain kartu-? Jawaban
simplenya yakni “tanpa jawaban”, hehe, anggap saja penulis memang malas dengan
permainan tersebut. Keadaan ini memaksa penulis menjadi orang yang selalu
merenung sendirian setiap kali terjebak dalam momen seperti ini. Lantas apa hubungan
keaadan penulis saat ini dengan bhinneka tunggal ika?
Dalam persepektif penulis, kita menghormati tidak terbatas
hanya pada perbedaan suku, ras, budaya dan agama saja. Tetapi menghormati berbedaan
yang tau dengan yang tidak tahu, yang pintar dengan yang kurang pintar, yang
moderen dengan yang tradisional, yang kontemporer dengan yang klasik merupakan
suatu bentuk implementasi dari istilah bhinneka tunggal ika juga.
Penulis yang tidak tahu cara bermain kartu mencoba memahami
dan menghargai teman-teman yang tahu cara bermain kartu tersebut juga termasuk
bhinneka tunggal ika kan?
Negeri ini sunguh majemuk dengan sifat heterogenitas yang
sangat tinggi di masyarakatnya. Seyogyanya kita bisa mengimplementasikan makna
bhinneka tunggal ika tersebut dalam banyak persepektif dan contoh keadaan. Agar
kita saling menghargai dan terciptanya budaya masyarakat yang lebih humanis.
Apa untungnya negeri kita yang maju soal teknologi terjadi
dikota-kota besar namun di pelosok hutan kalimantan dan papua sana masih sangat
minim teknologi. Keadaan ini tak perlu kita sesali, memang penyetaraan keadaan
antara kota dan pelosok hutan akan sangat sulit dalam bidang teknologi, maka
dari itu seyognyanya kita mulai memahami dan menghormati keadaan ini, bukan
malah tak peduli apalagi mengejek mereka yang belum maju soal teknologi.
Semoga kita lebih baik dalam memaknai istilah yang digunakan
patih gajah mada dalam sumpah palapanya tersebut dan negeri ini akan lebih
humanis seperti yang kita cita-citakan.
Wallahua’lam -