Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id Senin, 29 Februari 2016



Aku masih berpegang teguh kalau berpikir adalah proses mensyukuri nikmat Tuhan
Sehingga aku persilahkan engkau berpikir dan menilai banyak hal tentang negeriku
Kau baca dan kau simpulkan negeriku sesuka paradigmamu
Tapi kok nampaknya ada hal yang berbeda dengan paradigma versiku

Kau pikir negeriku negeri pemalas. Tapi tadi dini hari aku melihat para pedagang sudah berduyun-duyun ke pasar jam tiga pagi

Kau pikir negeriku negeri lemah. Tapi sore ini aku melihat abang penjual makanan mendorong gerobaknya lebih dari sepuluh kilo meter

Kau pikir negeriku negeri tak modern. Tapi saudaraku suku Asmad bisa membuat anti malaria sendiri tanpa bantuan alat-alat canggih.

Kau pikir negeriku negeri ketinggalan zaman. Tapi nenek moyangku sudah mengekspor meriam buatannya ke Eropa sejak era Wali Songgo

Kau pikir negeriku negeri tolol. Tapi setiap tahun selalu saja adik-adikku menjadi juara lomba internasional.

Dan kau pikir negeriku kurang ini, kurang itu, lemah ini, lemah itu, tok ini, tok itu

Tapi kau benar juga, nampaknya memang negeriku negeri pemalas, negeri lemah, negeri tak modern, negeri ketinggalan zaman dan negeri tolol
Karena memang seperti itulah yang diperlihatkan dilayar kaca.


Lamongan, 28 Februari 2016

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Tengok Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Top Stories

About

- Copyright © Tigabelas! -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -