- Back to Home »
- Embun »
- Lindungi dari perilaku manusia nan sombong (#SaveSetan)
Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id
Senin, 23 November 2015
Malang, duapuluh tiga
november 2015
Selamat sore Indonesia, senjamu
masih sangat indah dan hangat untuk dinikmati. Semoga kita semua masih dapat
mengucap syukur atas segala nikmat-Mu yang telah Kau titipkan pada kami.
Kali ini mari sama-sama berbenah
dan menggugat kembali pada apa-apa yang perlu digugat. Beberapa waktu lalu kita
sempat menggugat orang tua, kali ini mari kita menggugat manusia. Mahluk yang
satu ini memang tetap menjadi sangat asik untuk diperbincangkan. Bukan hanya
karena kemampuanya menganalisa dan berfikir, tapi tingkah lucunya yang selalu
membuat cerita disetiap sendi hidup kita.
Ada apa lagi dengan manusia? Apa
yang sudah diperbuat oleh mahluk yang satu ini? Dan kenapa judul esai ini
#SaveSetan? Ada apa dengan setan dan apa hubunganya dengan manusia?
Mari kita mulai pembahasanya...
Teman-teman semua pernah mengucap
lafat “Audzubillahi minas syaitonirojim”? nampaknya kita semua pernah
mengucapkanya, lafat yang mungkin setiap salat kita selipkan dalam permulaan
surat alfatihah. Tahu artinya? Nampaknya banyak diantara kita tahu. Yap artinya
“Aku berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk”. Dan pernahkan
teman-teman bertanya, kenapa kita harus berlindung dari setan? Apakah setan ini
yang membawa kita ke neraka? Apakah setan ini yang selalu membuat kita berbuat
buruk?
Kalau jawabanya “iya”, bahwa
setan lah yang mengantarkan kita masuk ke neraka tuhan, lantas siapakah yang
mengantar kita masuk ke surganya tuhan?
Apakah teman-teman tahu siapa
yang membuat kita berbuat baik? Kalau belum tahu jawabanya, berarti kita sama.
Namun dalam kasus seperti ini
kita pasti dan bahkan sering kali menemui hal-hal semacam ini:
Kita mencuri => kita dihasut
setan
Kita mabuk => kita dihasut
setan
Kita zina => kita dihasut
setan
Semua kalau kita sedang berbuat
buruk => kita telah dihasut setan.
Namun saat kita melakukan hal-hal
seperti ini:
Kita salat => kita sadar harus
salat
Kita sodaqoh => kita sadar
harus membagikan harta titipan tuhan
Kita puasa => kita sadar harus
menjaga hawa nafsu
Semua kalau kita sedang berbuat
baik => itu semua karena kita sadar untuk berbuat baik.
Sadarkah teman-teman semua, kita
seringkali mengkambing hitamkan setan dan menyombongkan diri kita
sendiri-sendiri.
Saat kita lupa salat sontak kita
menyebut, “maaf Tuhan tadi sedang dihasut setan”, dan saat kita salat tepat
waktu kita berkata “saya sadar bahwa salat adalah kebutuhan, tidak hanya
perintah tuhan”.
Sadarkah teman-teman, kita
terlalu sering menyombongkan diri sendiri. Kok bisa terjadi didunia ini, saat
kita salah, yang menyebabkan itu setan. Namun saat kita berbuat baik,
semata-mata itu karena kita baik. Saat kita berbuat baik setan dimana?
Kasihan setan yang selalu di
kambing hitamkan, dan mau sampai kita kita akan membanggakan diri sendiri saat
berbuat baik.
Semisal dari teman-teman semua
ada yang berpendapat seperti ini, saat kita berbuat buruk kita sedang dihasut
setan, kalau kita berbuat baik itu karena kita sedang diingatkan tuhan, itu
semua karena tuhan.
La terus, kok rendah sekali tuhan
kita, sampai harus menghadapi setan yang notabenya itu mahluknya. Tuhan menjadi
tan semaha seperti sebelum-sebelumnya, hanya karena saat jalah itu disebabkan
setan namun saat baik tuhan sedang menjaga kita.
Dalam Al-Qur’an sempat disebutkan
“setaan adalah musuh yang nyata bagimu”. Lantas salahkah penulis kalau
menanyakan siapakah sahabat kita? Kalau kita punya musuh yang nyata, siapa
sahabat nyata kita?
Disini penulis mencoba menawarkan
sudut pandang saja. Dan jangan lagi kita hanya mengkambing hitamkan setan dan
terus-menerus menyombongkan diri.
Kalau kita berbuat baik karena
kita sadar harus berbuat baik, harusnya kalau kita berbuat jahat ya karena kita
sedang lalai, tidak gara-gara setan. Semua kembali pada kita, perbuatan baik atau
jahat ya karena kita.
Kalau kita berbuat baik karena
takdir tuhan telah menulis saat ini kita ditakdirkan berbuat baik oleh tuhan,
ya kalau kita berbuat jahat itu memang tadik tuhan berbucara demikian. Semuanya
dikembalikan lagi pada tuhan.
Kita boleh bebas memilih
pandangan itu, atau mungkin ada pandangan yang lain. Kita diduni ini dibekali
akal, berbeda dengan mahluk-mahluk yang lain, harusnya kita dapat memilih jalan
baik dan jalan buruk kita, dan jangan semata-mata menyalahkan setan, apalagi
sampai membanggakan diri sendiri.
Wallahu A’lam
Semoga kita lebih baik dan tetap
ditempatkan hai kita diatas agama yang Allah ridhoi.