Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id Rabu, 17 Juni 2020

[Sumber: kaltimtoday.co]

Bintang Emon benar-benar dikasih “pelajaran” dengan bahan lawakannya sendiri. beberapa hari lalu ia mengatakan dalam video unggahannya yang berjudul ga sengaja begini “Bos! Lu kalau mau ngasih pelajaran, Pak Novel Baswedan jalan, Lu pepet, Lu bisikin; Eh tau ngak, kita punya grup yang gak ada Lu-nya lo. Lu pergi. Nah pasti insecure tuh; Salah Gue apa ya? Introspeksi Pak Novel, tuh pelajaran jatohnya”
Setelah Bintang ngasih tau caranya ngasih pelajaran buat orang-orang gak jelas pelaku penganiayaan Pak Novel. Kemari Ia merasakan sendiri dikerjai akun-akun yang sifatnya sama kayak pelaku penganiayaan Pak Novel; ga jelas. Akun yang ngerjain gak jelas, yang disidang beneran pelaku juga gak jelas, sampai dalangnya juga gak jelas.
Beberapa akun gak jelas yang tertangkap layer melakukan fitnah pada Bintang antara lain @Tiara61636212, @LiarAngsa, dan @LintangHanita. Akun-akun ini gak jelas pertama karena baru saja dibuat, tweet-nya dikit, followernya dikit, dan sekarang sudah hilang. Ketahuan banget kalau emang niat ngerjain. Padahal Om Deddy belum hubungi Tiara, Liar angsa dan Lintang buat datang ke acara podcast tabayun miliknya, udah main kabur aja, kan perilaku gini ngerusak tatanan sosial media.
***
Sebenarnya ini bukan kali pertama ada influencer atau aktivis yang diteror. Kita tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu aktivis Veronica Koman, Ananda Badudu dan Ravio Putra pernah mendapatkan perlakuan yang sama.
Namun, cara-cara ngerjain yang sama ini dilakukan atas isu yang berbeda-beda. Veronika mencuat namanya saat isu rasial di Papua naik, lalu Ananda Badudu saat demo pelemahan KPK, Ravio Putra atas kritiknya pada kebijakan Presiden Jokowi dan Bintang atas buramnya proses persidangan penyerang penyidik KPK; Novel Baswedan. 
Masa’ pelaku atas tindakan teror ini dilakukan oleh orang yang sama? Kok kemaruk banget urusan berbuat dosa, kayaknya kan ndak. Emang rumit, gak semudah menseparasi cebong dan kampret. Tapi ada beberapa titik persamaan yang saya kira menjadi alasan kenapa para aktivis ini dirundung.
Pertama, Mereka sama-sama menyuarakan sebuah kebenaran yang diamini banyak publik yang diam, Kedua mereka berhasil menyuguhkan logika-logika yang sangat mempermalukan target kritik dan Ketiga ya tentu karena isu yang mereka angkat dikonsumsi sangat banyak orang. Saat ini video Ga sengaja milik Bintang sudah tembus sembilan juta penonton. Woah akeh biyanget iku.
Hibridisasi atas ketiga alasan itu pula lah yang menurut saya membuat Bintang dioyak-oyak. Karena pada kenyataannya Bintang bukan public figure pertama yang melakukan kritik atas tindakan nyeleneh negara. Kita kenal nama-nama beken seperti Pandji Pragiwaksono, lalu ada Cholil Mahmud, tentu dengan efek rumah kacanya dan belakangan ada Bhaskara si vokalis band .Feast. Mereka semua tidak dioyak buzzer karena hanya memiliki satu atau dua poin saja dari ketiga alasan yang tadi saya sebutkan.
Apalagi kalau kritik itu disampaikan lewat lagu yang kadang dibungkus dengan kata yang kurang eksplisit. Taruhlah seperti lagu di udara-nya ERK, kita tahu betul bahwa lagu itu ngomongin kasus Mas Munir yang sampek sekarang belum jelas, tapi di lagu itu sekalipun gak pernah terucap kata munir. Berbeda dengan Bintang yang jelas mengucapkan kata “novel baswedan” beberapa kali. Selain itu, ukuran angka viral yang dicapai Bintang benar-benar sangat menentukan atas perundungan ini.
Nah, sekarang saatnya kita mulai mengandai-andai kenapa orang-orang yang dikritik Bintang ini balik ngerjain Bintang.
Pertama, tentu karena video milik Bintang itu viral. Ketika video viral, hal ini menunjukan bahwa video telah dikonsumsi oleh orang yang selama ini bahkan tidak kenal siapa itu Bintang. Dari angka sembilan juta penonton, ini adalah angka yang sangat fantastis mengingat saat ini Bintang sebenarnya hanya punya tiga juta follower kurang dikit (16/06).
Hal ini akan berkorelasi dengan ada “sisi nyaman” milik dalang pelaku penyerangan Pak Novel yang sudah diobrak-abrik Bintang. Siapa tau anak dari dalang penyerangan Pak Novel ini ndilalah followernya Bintang, terus Bintang jadi bahan omongan keluarga mereka.
“Pah, Papah diomongin Bintang nih, sekarang warga pada marah, Papah sih bikin ribut negara”
“Perlu dikasih pelajaran tuh anak, dikira saya orang sembarangan”
Kedua, Dalang pelaku penyerangan Pak Novel merasa dirinya bukan orang sembarangan. Hal ini nyata dan sering terjadi di mana-mana. Kalau orang sudah merasa dirinya bukan orang sembarangan, dia bisa jadi sangat keji kalau ada orang yang ngomongin dia. Apalagi ngusik ketenangannya.
Jangankan ngeritik tindakan, misalnya aja nih ternyata Si Dalang jago main catur dan Bintang sebagai anak baru dan ingusan bisa ngalahin Si Dalang main catur, Wah bisa muntab ini Si Dalang. Apalagi kalau dia sudah tua dan punya penyakit post power syndrome.
Ketiga, Si Dalang ndak mau Bintang show off. Ada strategi jangka panjang yang ingin dilakukan Si Dalang. Kalau Bintang si anak ingusan ini dibiarkan, bisa-bisa makin banyak anak baru yang berani ngomong keras.
Bintang ini kan representasi anak muda yang semangat, cerdas dan ceria. Apalagi dia ini kan masih baru di dunia hiburan, masih sangat digandrungi lah. Kalau dia ngomong yang bikin gerah terus didiemin, bisa-bisa nanti jadi tuman, malah ditiru sama anak-anak ingusan lain. Cara menaklukkan ular ya dengan penangkap kepalanya.
Dan keempat, ini yang terakhir insyaallah, Si Dalang pengen mematikan karir Bintang. Ini keji si, tapi dipikir-pikir ya bisa jadi. Ya kita tau lah, selebgram kan dapat uang tidak dari lamanya video ditonton atau banyaknya gambar di-like, tapi penghasilan mereka datang dari endorse. Semakin besar kans dapat endorse kalau si public figure pernah viral. Kalau Bintang dibungkam, ditakut-takuti, dibelit-belitin sama kasus, muaranya ya dia jadi sulit dapat endorse seperti yang selama ini terjadi padanya.
***
Jadi, gini aja lah Tang, bener kata temen-temen di medsos, santai aja, gak usah tegang dan sepaneng. Lu emang sedang dikerjain kayaknya. Toh akun-akun yang ngefitnah Lu juga udah kabur sekarang. 
Sekarang ya tinggal Lu pilih Tang, mau fokus karir dulu atau asal gemas komentar, kritis-kritis gitu. Kalau emang mau fokus karir, ya mungkin bisa lebih berhati-hati dan memilih isu untuk dikomentari. Bukan apa-apa, ya kayak begini nanti hasilnya kalau berurusan sama orang yang ngaku bukan orang sembarangan. Tapi kalau emang fokusnya itu idealis, tancap terus Tang. Kita semua bersama-sama. Kita sama-sama muda, beda dan ceria.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Tengok Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Top Stories

About

- Copyright © Tigabelas! -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -