Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id Kamis, 11 Juli 2019

[Sumber: www.tokopedia.com/mascisjunior/cd-dewa-19-bintang-lima]

Seingatku, aku sunat pada liburan kelas 3 menuju kelas 4 MI. Motivasi sunat saat itu tidak hanya soal agar terbebas ecean teman karena belum sunat dan bujukan seperti digigit semut, tetapi dorongan yang lebih penting adalah soal uang yang akan didapat kalau mau sunat.

Banyak diantara teman yang memang mau sunat karena uang santunan sunat akan dipakai untuk beli ini dan itu. Paling sering si aku temui targetnya adalah beli PS. Meskipun banyak diantaranya yang berakhir di hayalan, karena emang PS adalah hal yang istimewa dan tentu
juga malah. Sehingga keistimewaan itu hanya didapat oleh mereka yang kaya dan sunatnya bermegah-megahan. Selebihnya paling keinginannya tereduksi menjadi CD player, kaos, sepatu atau bola.

Nah, untuk diriku sendiri, dulu yang kudapat adalah CD player dan beberapa keping CD. Selain CD film power ranger turbo dan beberapa power ranger dari Jepang, yang kuambil adalah kepingan CD lagu. Saat itu yang kuambil adalah CD lagu album Dewa 19 “Bintang Lima”. Tidak karena kualitas musik atau sudah ngefans dengan Ahmad Dhani dan Andra Ramadan, saat itu aku masih kelas 3 dan berumur 7 tahun, atau sekitar tahun 2001, jadi kenapa aku putuskan membeli album bintang lima hanya karena cover CD-nya bagus. Hati dengan sayap dan diatasnya bertuliskan DeWA 19. Sangat ikonik.

Sebenarnya kebiasaanku mendengar lagu sudah berjalan sejak lama, hal ini karena emakku yang selalu nyetel qasidah dan banjari. Serta kedua kakakku yang jarak usianya 7-10 tahun di atasku selalu membawa lagu-lagu top 40 dari daerah rantaunya masing-masing, sehingga lagu-lagu seperti Padi atau Sheila on 7 bukanlah hal yang aneh aku dengar.

Dan puncaknya tentu di Album Dewa 19 ini, bukan hanya karena aku sendiri yang memilih kasetnya, tetapi karena lagunya memang enak luar biasa.

Tidak hanya satu atau dua lagu. Semua lagu di album Bintang Lima adalah kategori enak di telinga dan hatiku.

Sedikit aku sampaikan, bahwa dari dulu sampai sekarang, aku tak terlalu biasa menelisik isi kandungan lirik terlalu jauh. Asal nada enak, cocok dan nyaman, sudah pasti aku sebut lagu itu enak, meskipun liriknya amat norak.

Dan benar saja, kebiasaan ini amat sangat dimanjakan dengan album Bintang Lima.

Isian melodi gitar dari Andra yang selalu membuat kita berhayal menjadi rock star yang sedang solo gitar di sebuah konser, permainan keyboard dari Ahmad dani yang tipis-tipis tapi membuat lagu ini amat lengkap. Gebukan drum dan olah bass yang selalu membuat beat yang mudah membuat pendengar berjoget, minimal mengeleng-gelengkan kepala. Apalagi dengan suara khas once yang serak, sangat maco dan menjadi jubir terbaik dari lagu-lagu yang melodis dan megah dari Dewa 19.

Mendengarkan album bintang sembilan memberikan efek seperti kita sedang dipertontonkan sebuah opera atau mungkin teater. Album ini seolah memiliki alur, ritme dan emosi yang dimainkan. Album dibuka dengan lagu berjudul mukadimah, isinya hanya instrumen dan diujungnya seakan-akan bersambung dengan lagu ke 2, Roman picisan.

Kekuatan lagu Dewa 19 buatku tidak hanya soal harmoni musik yang selalu membuat ekstase pecintanya. Tetapi pemilihan nada dari pengisi vokal juga sangat khas, aneh dan unik. Ada yang mendayu, ada yang seperti membaca mantra, ada yang seperti orasi, ada yang seperti merayu, dan tentu ada yang seperti marah-marah.

Kalau mau menelisik liriknya sedikit serta meresapi apa yang ingin disampaikan, sebenarnya pemilihan diksi dari lagu-lagu Dewa 19 selalu kuat dalam mengekspresikan hati sang Arjuna.

Malam-malamku bagai malam seribu bintang
Yang terbentang di angkasa bila kau di sini
Tuk sekedar menemani
Tuk melintas jiwa
Yang selalu tersaji di satu sisi hati – Roman Picisan

Hawa tercipta di untuk menemani sang Adam
Begitu juga dirimu, tercipta tuk temani aku – Dua Sejoli

Kau hancurkan diriku
Bila kau tinggalkan aku
Kembalilah padaku bahwa separuh nafasku
Kau dewiku – Separuh Nafas

Selanjutnya, buatku, lagu terbaik di album ini adalah “Cemburu”. Entah ini genre apa, meskipun aku selalu lemah dalam mengidentifikasi genre. Tetapi efek magisnya sudah terasa sejak drum mulai digebuk. Dibuka dengan kata-kata –sebenarnya sangat norak- “ingin ku bunuh pacarmu!”. Lirik macam apa ini, tapi ya begitulah dewa 19, selalu blak-blakan.

Lalu saat masuk ke part “mungkin ku katakan kepadanya saja, bahwa aku juga milikmu, bahwa aku juga u u u u u, bahwa aku juga kekasih hatimu” adalah klimak kemarahan yang sangat benar-benar marah, memberikan efek ingin jingkrak dan teriak.

Dan ajaibnya, langsung disusul dengan permainan solo Andra yang berkali-kali, berhasil menyihirku. Sial.

Sehingga tak berlebihan bahwa aku menyebut Dewa 19 adalah dewa, inilah pertemuan pertamaku dengan musik secara intens dan berjalan sangat manis.

Bebas untuk para pengkritik musik, bisa melihat kekurangan ini itu dari album ini, tapi ya begitulah cinta pertama, selalu berjalan indah dan membutakan.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Tengok Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Top Stories

About

- Copyright © Tigabelas! -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -