- Back to Home »
- Embun »
- Ternyata Jujur Memang Susah
Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id
Minggu, 25 Desember 2016
Sumber: Liputan6.com |
Malang, 25
Desember 2016
Selamat sore pemirsa, kembali
lagi dengan saya “si tukang curhat di blog” yang ingin meng-istiqomah-kan diri
kembali untuk memenuhi beranda, bacaan sampai dunia pikir dan wacana pemirsa
semuannya.
Iklim akademis yang masih penulis
rasakan sedikit banyak telah membentuk pola pikir serta kebiasaan dalam hidup
saya. jadi selama satu semester ini, penulis yang sudah lepas dari jabatan
mahasiswa tidak serta merta membuat penulis jauh dari dunia akademis kampus. Karena
penulis beberapa kali masih ditanya perihal materi kuliah, penelitian sampai
latihan soal.
Untuk teman-teman yang
berafiliasi dengan fakultas sains dan teknologi dan/atau MIPA pasti tak asing
dengan yang namanya praktikum. Ya anggap saja praktikum adalah mini riset yang
dilakukan setiap mahasiswa tiap semester. Kenapa saya namakan mini riset? Tentu
karena itu perbuatan ilmiah dan menguji sesuatu hal yang bisa di lakukan
berulang-ulang, serta dalam sekala mini atau simpel atau receh atau temeh-temeh
atau apalah, yang pasti riset yang rata-rata satu sore sudah selesai.
Ngobrol-ngobrol soal praktikum,
penurut penulis adalah hal yang asik, unik dan asoy, karena selain pernah
dicurhati, penulis juga pernah curhat soal itu. Tiga setengah tahun penulis
bergelut dengan mata kuliah praktikum blablabla sehingga seru sampai
sendu soal praktikum Insaallah tau. Dan saat ini saya ingin bercerita
tentang kegaduhan praktikum itu.
---
Seperti yang telah penulis
kemukakan di muka, bahwa praktikum adalah mini riset, sehingga kaidah antara
praktikum dan penelitian adalah sama. Dalam kaidah riset secara universal kita
akan mengenal kaidah tidak apa-apa salah tapi harus jujur. Ini berlaku di praktikum,
tidak apa-apa salah tapi mesti dan kudu jujur. Tetapi yang unik adalah soal
bagaimana dosen-dosen, laboran sampai asisten itu bertindak dan memperlakukan
praktikan. Setidaknya kalau ini tidak terjadi disetiap kampus, ini terjadi di
jurusan penulis yang tercinta.
Dalam kejadiannya setiap
praktikum, semuanya dilakukan dalam sekala sempurna, dan yang dikategorikan sempurna
adalah kesesuaiian dengan hipotesa. Menurut penulis ini aneh sekaligus
geli. Mungkin ada yang beropini balik “ini kan praktikum, sudah hal yang
lumrah, hasilnya adalah kebenaran yang universal dan semua saintis tau, beda
lah sama penelitian sunguhan yang sifatnya mencari hal-hal baru”.
Oke lah ya, praktikum adalah
sesuatu yang sangat lumrah dan hasilnya sudah menjadi kebenaran universal. Tapi
bukankah saat kita mematok hasil sempurna dalam sekala kesesuaian dengan
hipotesa akan berakibat pada matinya kejelian nalar dan analisis seseorang. Selain
itu, saat seseorang dikejar untuk benar tentu akan timbul efek menurunnya rasa
jujur.
dalam proses kreatif penelitian,
sebenarnya penulis sedikit banyak melihat pada penelitian lapangan sosial
science. Yang mana kebenaran tentu akan sangat sulit dicari. Dalam sebuah
quisioner penelitian, tentu setiap responden punya pilihan untuk menjawab asal
bahkan ngawur, tetapi saat dihadapkan dengan hal seperti itu, apakah
penelitian serta merta gagal? kan tentu tidak, yang diperlukan adalah sikap
jujur peneliti, bukan hanya keseuaian dengan hipotesa.
Bukan berarti hipotesa itu tak
penting, tetapi menurut penulis jujur adalah lebih penting. Karena salah bisa
diperbaiki, tetapi dengan hasil sesuai hipotesa tapi melalui jalan tak jujur,
apakah ini bisa dipertanggung jawabkan?
Jadi saudara-saudaraku yang
budiman, yang sudah, akan dan sedang penelitian. Apapun penelitian kita dan
sekalanya sebesar apa, yang perlu diperhatikan adalah semangat jujur dalam
mengatakan hasil penelitian kalian. Memang kadang kala pembimbing kalian ada
yang hanya mengejar kesesuaian dengan hipotesa dan saat hasil kalian tidak
sesuai hipotesa kalian akan ditanya “gimana kamu ini ngelabnya? Bisa apa ndak ngoprasiin
alatnya? Kok gak teliti ngelabnya?” maka dari itu BERSABARLAH, hehehe
Tidak tidak, tentu masih ada
banyak cara. Selain terus merusaha memperbaiki proses di dalam laboratorium,
menjelikan analisis dan memperkaya literatur itu sangat penting.
---
Dan untuk yang terakhir mari kita
tutup ini semua dengan bersama-sama bernyanyi we wish you a merry chirstmas.
Selamat natal untuk kalian yang merayakannya.
Wallahu A’lam