- Back to Home »
- Embun »
- Memuja Simbol
Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id
Jumat, 18 Maret 2016
gambar dari:
http://nutsarea.blogspot.co.id/2013/09/proses-atau-hasil-akhir.html
Malang, delapan belas Maret 2016
Selamat petang Indonesia.. semoga hari Jumat ini membawa
kebahagiaan untuk mereka yang besok akan di kukuhkan menjadi seorang sarjana,
yang sudah lama di idam-idamkan pengukuhan ini, yang berulang tahun hari ini dan
untuk kita semua yang dapat bersyukur.
Memang benar, besok sebagian teman-teman penulis akan di
kukuhkan menjadi seorang sarjana. Kita semua dapat menafsirkan apa arti hari
esok sesuai perspektif kita masing-masing. Mungkin di antara kita ada yang
menganggap esok adalah hari yang sangat penting dan di idam-idamkan karena
mulai besok resmi menggunakan gelar kesarjanaan di belakang namanya atau di
terjemahkan menjadi sebuah langkah menuju pintu dunia nyata bersama masyarakat
dan berbagai perspektif yang lain.
Tidak ingin memperpanjang perspektif melihat hari esok, tapi
penulis ingin menceritakan sedikit respon-respon yang di berikan kepada
teman-teman yang esok akan di kukuhkan gelar kesarjanaannya. Dan beberapa
cerita yang berbeda namun senada dengan judul esai ini.
---
Kemarin ketika bertemu dengan seorang adik tingkat yang
pulang bertemu dosen pembimbing penelitiannya dan saat tangan ini menenteng
sebungkus toga yang akan di kenakan esok, terlihat mata itu melihat apa yang di
tenteng. Sontak saja dikatakan pada adik tingkat ini “mau? Atau besok adik saja
yang mewakili di wisuda?” si adik tingkat menjawab dengan satu seruan dan
antusias “mau!”.
Tadi pagi ketika ada seseorang bertanya melalui media sosial,
dia berpesan seperti ini “mas lagi di gedung buat wisuda besok?”, dijawab “iya
dek, habis geladi bersih buat besok”, lalu dia menjawab lagi “ingin kayak begitu
mas”.
Ada yang suka sepak bola? Kalau iya, apa pertanyaan yang
sering sekali kita tanyakan kepada teman yang menonton pertandingan dan saat
kita tidak sempat menonton.. apakah pertanyaan ini “berapa skornya?” atau “lolos
atau tidak dari zona 16 besar?”.
Dan yang terakhir ada sebuah ungkapan yang menggunakan logika
sederhana dan menurut penulis ini cukup menampar sukma penulis “kalau lampu buatan
Thomas alfa esidon sekarang digunakan untuk membaca Al-Quran dan teori dunia
pesawat milik Habibie dimanfaatkan untuk teknologi dunia penerbangan
terbarukan. Apakah hanya habibi yang akan masuk surga karena ilmunya
bermanfaat?”
---
Itu adalah beberapa cerita yang ingin penulis sampaikan. Ada yang
sudah dapat menangkap maksud penulis dan hubungannya dengan judul? Atau mungkin
sudah memiliki penalaran dan perspektif masing-masing?
Akan sangat menggembirakan kalau kita semua memiliki tafsir
yang berbeda atas cerita ini, karena itulah sesungguhnya fitrah perbedaan. Itu yang
patut kita syukuri.
Perspektif penulis terlihat sejak awal. Judul esai inilah
perspektif penulis. Kenapa kita selama ini lebih menghargai hasil tanpa
menengok proses? Sebuah kode-kode dan simbol-simbol yang di puja dan di inginkan
secara berlebihan sampai melupakan tahapan-tahapan mencapai sebuah keberhasilan. Kenapa kita lebih suka di bilang punya toga, besok wisuda, timku juara, dan
ilmuanku senada agamanya?
Wallahu A’lam
Semoga kita semua tetap dalam koridor Allah SWT. tak perlu
memuja Islam karena Islam tetaplah jalan kita menuju tujuan yang sesungguhnya
tujuan kita, yakni Allah SWT.
Dan penulis ucapkan untuk semua teman-teman penulis yang esok
akan di kukuhkan gelar kesarjanaannya, semoga ilmunya bermanfaat untuk agama,
dunia dan akhirat.
seriusan, mikir kerassssss jadinya mas
BalasHapushaha.. la sudah dapet hasil mikirnya apa belum red?
Hapuswoiiii, sudah ku tulis dulu ini. hayooo hayooo. plagiasi pemikiran :D :P
BalasHapusweleh weleh,, aku tulisane no ra ngerti.. haha
Hapusendi link e
woiiii, sudah ku tulis dulu ini. hayooo hayooo. plagiasi pemikiran :D :P
BalasHapus