Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id Kamis, 24 Desember 2015


Malang, dua puluh empat Desember 2015

Selamat pagi Indonesia, selamat pagi malang, selamat pagi semuanya, dan semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan.

Desember ini begitu istimewa, karena perayaan dua nabi bertepatan di tanggal yang berjejeran. Pada tanggal 24 ini kita merayakan ulang tahun nabi Muhammad SAW dan besok tangga 25 kita merayakan ulang tahun nabi Isa AS.

Lalu apa yang menjadi lebih istimewa dari dua hari ulang tahun yang berjejeran ini?

Yang lebih istimewa tentu kita menjadi terbelah dan saling ejek. Yang merayakan ulang tahun nabi Muhammad banyak yang menghina dan menghujat perayaan ulang tahun nabi Isa. Dan entah bagaimana sebaliknya, karena yang merayakan ulang tahun nabi Isa minoritas di negeri ini.

Lalu kita terbelah ini karena apa? Apakah agama yang sudah mengotak-kotakkan manusia..

Nampaknya tidak, tak ada satu pun agama yang mengajarkan pada jamaahnya untuk saling bermusuhan dengan pemeluk agama lain. Semua agama mengajarkan kedamaian, semua agama mengajarkan cinta kasih pada sesama.  Namun kenapa selama ini konflik-konflik yang terjadi seakan-akan disebabkan karena kita berbeda agama?

Menurut versi film bulan terbelah di langit Amerika, bukan agama yang memecah belah kita, namun kepentingan sebagian orang dalam menguasai dan mendapatkan harta dunia yang berkedok agama yang membuat kita semua terbelah, seakan-akan karena agama.

Dan nampaknya memang iya. Tak hanya agama.. suku dan bangsa yang selama ini seakan-akan bertikai karena berbeda, seyogyanya hanya praktik adu domba sebagian orang yang menginginkan tahta dan dunia yang berkedok dan mengkambing  hitamkan suku dan bangsa.

Lalu masihkan kita harus terbelah mengatas namakan agama?

Harusnya kita berbahagia atas perayaan ulang tahun nabi Muhammad dan nabi Isa. Karena nabi Muhammad adalah pemimpin orang Islam (bertuhan Allah) dan nabi Isa juru selamat  umat Kristen (bertuhan Allah). Karena sesungguhnya kita sama-sama saudara hamba Allah.

Namun yang terjadi saat ini cukup memprihatinkan, terutama di kota Malang dan sekitarnya. Yang beberapa waktu lalu terdengar kabar akan ada razia melarang orang mengucapkan selamat natal dan menggunakan atribut natal. Entah apa dasarnya, mereka hanya mengatakan “awas murtad” dan “bagiku agamaku bagimu agamamu”.

Pertama yang penulis tanyakan, apakah ketika kita datang ke gereja dan mengucap selamat natal dapat menggugurkan kita menjadi seorang muslim.?

Mereka berpendapat bahwa jangan mengucapkan selamat natal, meskipun Cuma kata-kata itu dapat menggugurkan keimanan kita. Sama halnya dengan orang Kristen tak mau bersyahadat, meskipun syahadat hanya kata-kata.

Penulis di sini cukup terheran-heran kok bisa mereka berpendapat seperti itu, mereka menyamakan ikrar masuk agama dengan berbuat baik. Syahadat adalah suatu ikrar dan janji kita untuk masuk ke agama Islam, sementara mengucapkan selamat natal menurut penulis adalah sebuah perbuatan baik. Masak kita bisa masuk Kristen hanya karena kita mengucapkan selamat natal? Yang penulis mengerti, untuk menjadi seorang Kristen tidak sesimpel itu persyaratanya.

Jadi ayolah jangan terjerumus dengan kata-kata substansial. Mari bedakan mana ikrar masuk suatu agama dengan berbuat baik. Karena kita berbuat baik harusnya pada siapa saja, bukan hanya yang seagama. Agama bukan pengotak-kotak dan yang membedakan kita satu sama lain.

Jangan nodai perayaan kelahiran nabi Muhammad ini dengan hal-hal konyol seperti melarang-larang orang berbuat baik (mengucapkan selamat natal). Karena di hari ini kita harus bisa merefleksi perbuatan kita dengan perbuatan nabi. Kita harus menjadikan nabi Muhammad tauladan kita. Dan dalam perayaan ulang tahun nabi Muhammad ini, kita bergembira saja akan kelahiran nabi Muhammad sudah suatu hal yang sangat bagus, dan Allah tahu imbalannya.

Kalau ada yang mengaku umat nabi Muhammad namun dia masih melarang-larang orang lain berbuat baik, nampaknya ada yang salah dengan pemahamanya. Nabi Muhammad saja tak pernah melarang dan memaksa orang kafir masuk Islam, kok kita hanya umat Islam sok-sok an melarang orang lain berbuat baik.

Wallahu A’lam


Semoga perayaan hari besar di bulan Desember ini menjadi Barokah untuk kita semua. Mari berdamai, mari berbagi cinta kasih, dan mari bersaudara. Karena kita saudara se-hamba Allah.

{ 7 komentar... read them below or Comment }

  1. Kali ini agak berat materi mas nampaknya. Mohon izin untuk sedikit mengomentari :) . Pertama, ada yang mesti kita luruskan terlebih dahulu. 25 Desember besok bukanlah milad Nabi Isa A.s melainkan ultahnya Yesus Kristus.lah, koq jd beda ? Dari segi orangnya sebenarnya sama aja toh ? Ya, orangnya memang sama. Namanya itu yg memposisikan beliau sebagai apa(yang satu sebagai Nabi, yang satu sebagai Tuhan). Perayaan Natal 25 Desember adalah sebagai perayaan kelahiran Yesus Kristus, klo kita liat dr segi penanggalan saja ini menggunakan penanggalan masehi, yg "katanya" diambil sejak tahun kelahiran Yesus/Isa. Wallahualam, tak ada kebenaran real dr sejarah bahwa 25 Desember merupakan kelahiran beliau. Kedua, konteks pengucapan "Selamat Natal". Seperti yg telah saya singgung pada poin pertama,25 Desember = Kelahiran Tuhan ! Yesus adalah anak Tuhan ! (?) Monggo dicek surat Al-Ikhlas, "Lam yalid, walam yulad" (Dia tidak beranak, dan tidak diperanakkan) Pengucapan "Selamat Natal" ini berarti sebuah pengakuan bahwa ada "Tuhan" yang lahir 2015 tahun yg lalu, tepat tgl 25 Desember. Coba kita analogikan, misalnya ultah mas tgl 26 Desember gitu, terus saya mengucapkan selamat, itu berarti saya percaya dong klo mas emang ultah tgl 26,Desember. Klo gak percaya tentu gak ngucapin dong ? Ehehehe.

    Pengakuan terhadap adanya "Tuhan" yg lahir ini tentu menciderai aqidah kita yg tauhid, mengesakan Allah. Ini berarti kita mengakui ada "Tuhan" lain selain Allah.
    Ini bukan lagi soal toleransi,ini soal aqidah. Toleransi mengajari kita menghormati agama lain, bukan lantas mempercayai agama lain.
    Semoga bermanfaat
    Wassalam :)
    Pekanbaru, dua puluh empat Desember 2015. *ditulis di atas tempat tidur dalam keadaan mager*

    BalasHapus
    Balasan
    1. selamat sore mas redi.. kita mengucapkan selamat natal gak usah muluk-muluk lah. soalnya satu yang saya tahu, agama kan mengajari kita cinta kasih bukan pengotak-kotakkan manusia.. masak islam mengutuh manusia yang bukan muslim, padahal islam sendiri bermakna damai, kalau gak boleh mengucap selamat natal, damainya dimana?.
      sama gini mas redi, kita mengucapkan selamat natal bukan merayakan dan mengamini aqidah mereka, tapi kita suka cita dengan orang yang sedang suka cita,. kata imam ali "jika aku bukan saudaramu dalam iman, maka aku adalah saudaramu dalam kemanusiaan".
      kalau ada saudara kita sedang bersuka cita, masak kita larang dan membencinya, kalo ada saudara yang sedang bergembra lalu kita gak ikut bahagia, nampaknya hati kita sedang sakit..
      Waallahu A'lam..

      Hapus
    2. Ehehehe.
      "Islam bermakna damai" ? Islam bermakna penyerahan diri mas. Seperti konsep yg selama ini diajarin bahwa Islam adalah bentuk penyerahan diri umat manusia terhadap keagungan Allah, keesaan Allah.ke-ESA-an loh, esa = tunggal = satu.
      Saya rasa, tidak ada bentuk "ketidak-damaian" yang terjadi saat kita tidak mangucapkan selamat natal. Apa ruginya mereka saat kita gak ngucapin selamat natal ? Bukankah perayaan itu untuk kalangan mereka saja toh ?

      Suka cita mereka merayakan kelahiran "anak Tuhan"? No no no.gak bisa kita ikut suka cita atas suka cita mereka yg tidak sesuai dgn kita. Kita misalkan saja orang mabuk, mereka kan happy2 tu, bersuka cita. Apa kita boleh turut bersuka cita dgn suka citanya yg dalam hal ini berupa mabuk2an ? Enggak kan. Mari kita turut bersuka cita dalam kebaikan, bukan dalam keburukan. Apalagi terhadap sesuatu yg bisa menodai aqidah kita. Naudzubillahi min dzalik.

      Hapus
    3. (+)
      Konteks "Saudara dalam kemanusiaan" itu dalam urusan Kemanusiaan mas, bukan dalam urusan keyakinan :) itu yg dimaksud dari Imam Ali.

      Hapus
  2. kalau kita tidak mengucapkan apakah mereka rugi?
    lantas kalau kita mengucapkan apa mereka rugi pula?
    ya semoga tuhan selalu merahmati kita semua,, semoga jalanmu benar mas redi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kita yg mengucapkannya, kita yg merugi mas. Aqidah kita yg cidera :v
      Semoga kita berdua diarahkan oleh Allah menuju jalan yg benar :)

      Hapus

Popular Post

Tengok Sahabat

Diberdayakan oleh Blogger.

Top Stories

About

- Copyright © Tigabelas! -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -