- Back to Home »
- Embun »
- Dalam koridor
Posted by : bakhruthohir.blogspot.co.id
Jumat, 04 Desember 2015
Malang, empat desember 2015
Selamat sore Indonesia, nampaknya lama sekali tak menulis lagi,
entah apa sebabnya.. sibuk dengan sesuatu yang lain atau selama ini tak ada
keresahan yang bisa ditulis karena hidup terlalu bahagia, tapi yasudahlah,,
hehe. Tak apalah, penulis bersyukur sore yang hangat ini bisa menulis lagi.
Kita semua hidup dalam tujuan yang sama meskipun dengan corak
dan metode yang berbeda. Mengambil jalan sebagai pendidik, seniman, saintis,
atau apalah itu kita semua memiliki tujuan untuk mencari ridho tuhan. Apalah arti
kita hidup kalau tak ada sebuah keridhoan dari sang maha kuasa.
Sempat teringat apa yang sempat senior sampaikan pada
penulis, bahwa kita semua hidup memiliki tujuan yang sama yakni mencapai titik
bersama tuhan, namun meskipun tujuan kita adalah sampai pada tuhan, tuhan
sendiri tidak mengharuskan kita untuk sampai padanya, tuhan hanya ingin kita
tetap berada dalam koridornya.
Hidup ini diibaratkan jalan setapak yang sangat-sangat
panjang, yang mana kita mengawali langkah dari salah satu ujung dan berjalan
mengarah pada sisi yang lain dan disisi yang lain itulah keberadaan tuhan,
namun di kanan kiri jalan setapak ini adalah sebuah jurang. Tugas kita bukanlah
semata-mata sampai dititik yang dituju, namun tugas kita adalah bisa selesai
hidup tetap berada diatas jalan setapak tanpa terserosok ke jurang yang ada di
kanan kiri.
Jurang yang dimaksut bisa bermakna adalah godaan hawa nafsu
kita, yang mengarahkan kita untuk mengikuti jalan-jalan setan, yang membuat
kita tak melaksanakan perintah tuhan dan semakin memperbanyak dosa.
Senada dengan kiasan ini, proses di sebuah organisasi juga
sama.
Dalam mengawali sebuah roda organisasi kita memiliki target
tujuan kesuksesan kita, namun menurut penulis bukanlah terselesaikanya semua
program yang menjadi hal yang paing penting, namun dalam sebuah proses
organisasi, yang paling penting adalah seberapa progres kita dapat berkembang,
sejauh mana kita bisa meningkatkan kemampuan diri dan seberapa banyak kita bisa
merubah kebiasaan buruk menjadi sesuatu yang lebih bermakna untuk orang banyak.
Titik tekan yang lebih disukai penulis dalam menilai sebuah
proses berorganisasi adalah bukan semata-mata legalitas program yang
terselesaikanya dengan tanda laporan pertanggung jawaban organisasi terisi
dengan kata-kata “program telah terlaksana”. Namun lebih dari itu, penulis
lebih menyukai dalam menilai proses organisasi adalah seberapa progres
peningkatan kemampuan pengurus organisasi dalam berkembang menjadi lebih baik.
Sehingga dalam penilaianya, bukanlah seberapa jauh dan sampai
kita pada titik kesuksesan, namun beserapa banyak kita dapat melangkah dan kita
tetap berada pada koridor jalan organisasi.
Nampaknya kiasan koridor ini tak hanya dapat digunakan dalam
dunia kita beragama dan berorganisasi, namun banyak hal lain yang dapat
mengunakan kiasan ini. Seperti dalam pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan
lain-lain.
Wallahu A’lam
Semoga kita tetap berada dalam koridor tuhan, ya tuhan kami,
tuhan yang maha membolak-balikkan hati, jagalah hati ini agar tetap berada
diatas agama yang engkau ridhoi. Amin..
Amiin,,, semoga tetap teguh dalam menjalankan amanah dari kedua orang tua dan Sang Maha Pencipta
BalasHapusamin.. mari sama-sama belajar
BalasHapus